Poros Maritim Dunia, Posisi Geo-Strategis Pelabuhan Indonesia Harus Jadi Kunci Perdagangan Global

Peta Indonesia (e-Central).

Share

*Oleh: Andre Vincent Wenas MM MBA

Berbincang cukup lama dengan Laksamana Madya TNI (Purn) Dr Desi Albert Mamahit MSc di satu café di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, kemarin, telah membuka wawasan tentang keuntungan posisi geo-strategis Indonesia yang belum terkapitalisasi optimal.

Lebih dari 40 persen perdagangan dunia melewati selat di gugusan kepulauan Nusantara. Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar. Tapi bisa kita katakan sebagian besar mampirnya ke Singapura.

Mengapa tidak ke tujuh destinasi pelabuhan yang pernah diwacanakan untuk jadi International Hub Port di Indonesia?

Jawabannya tidak terlalu sulit: dengan menjawab pertanyaan balik, fasilitas bertaraf internasional apa saja yang sudah ada di tujuh pelabuhan itu?

Ketujuh pelabuhan yang rencananya ditetapkan sebagai hub internasional adalah Belawan/Kuala Tanjung (Sumatra Utara), Tanjung Priok (Jakarta), Kijing (Kalimantan Barat), Tanjung Perak (Jawa Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), Bitung (Sulawesi Utara), dan Sorong (Papua Barat). Menyebar dari barat ke timur Indonesia.

Ya kita bicara soal kelautan, posisi geo-strategis Indonesia, atau bahasa spritualnya berkat yang Tuhan dianugerahkan bagi Indonesia. It is given. Pertanyaan ekonominya, mau di-kapitalisasi-kah posisi geo-strategis archipelago Nusantara (Nusa Antara –dua samudera dan dua benua) ini. Atau mau dibiarkan terbengkalai begitu saja. Pilihan ada di tangan kita.

rahayu
Andre Vincent Wenas

Dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah berusaha keras mewujudkan interkonektivitas lewat pembangunan (atau renovasi besar-besaran) banyak jalan (termasuk jalan tol), pelabuhan-pelabuhan (laut maupun udara), pos-pos perbatasan, berbagai pasar, rumah sakit dan sekolah di seluruh penjuru Indonesia.

Inisiatif ini membuka simpul-simpul ekonomi yang selama ini terkunci lantaran tidak terkoneksi dengan baik. Ini semacam operasi bypass yang memperlancar aliran barang dan jasa. Pembangunan infrastruktur yang mendukung interkonektivitas sentra produksi dengan pelabuhan ini telah merangsang pertumbuhan ekonomi yang cukup konsisten di kisaran 5 persen. Aliran barang, jasa, dan orang jadi lebih lancar.

Memperlancar aliran barang, jasa dan orang adalah fungsi pembangunan infrastruktur yang bakal menopang fundamental pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan itu adalah perbaikan sistem keamanan dan kenyamanan yang terus ditingkatkan untuk meningkatkan competitive advantage, setelah kita unggul dari segi comparative advantage.

Fasilitas pelabuhan

Baca Juga  100 Hari Pertama Kabinet Prabowo-Gibran: Belajar dari Franklin Delano Roosevelt

Sekarang Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden telah bertekad melanjutkan membuka simpul-simpul ekonomi yang masih tersumbat. Pembangunan infrastruktur, hilirisasi, dan interkonektivitas kuncinya. Untuk mencapai sasaran pertumbuhan 8%. Stretch-target yang ambisius dan sangat menantang.

Kita tidak perlu minder untuk berhadapan dengan Singapura, sementara ini kita konsentrasi saja dengan terus menumbuhkan aktivitas perekonomian domestik (antar pulau) di seantero Nusantara. Bersihkan birokrasi dan tutup kebocoran anggaran yang sekitar 30 persen (estimasi Prof Soemitro Djojohadikoesoemo dulu).

Dengan PDB nasional 2024 berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik yang sebesar Rp 22.139,0 triliun (atau PDB per kapita mencapai Rp 78,6 juta atau USD 4.960,3) yang terus meningkat dari tahun ke tahun kita semakin optimis dengan kemampuan kita.

Seiring dengan itu kita terus perbaiki fasilitas-fasilitas yang memang diperlukan agar ketujuh pelabuhan tadi bisa mencapai taraf internasional. Apa saja fasilitas-fasilitas yang diperlukan?

Paling tidak ada beberapa yang mesti secara konsisten kita perbaiki terus, kita ambil contoh saja perbandingan dengan beberapa falisitas di Port of Singapore Authority (PSA). Fasilitas di Port of Singapore Authority sangat lengkap dan modern, mendukung berbagai aktivitas pelabuhan dan logistik.

Beberapa fasilitas utama meliputi dermaga kontainer yang luas dengan banyak crane, gudang penyimpanan yang luas, dan terminal khusus untuk gas dan minyak. Selain itu, PSA juga menyediakan fasilitas untuk kapal pesiar, pusat perbelanjaan, dan terhubung langsung dengan stasiun MRT (mass rapid transit).

Beberapa fasilitas yang ada di Port of Singapore Authority. Fasilitas Utama adalah dermaga kontainer, PSA memiliki 52 dermaga kontainer dengan panjang total 15.500 meter dan luas 600 hektare. Derek dermaga, terdapat 190 unit derek dermaga yang siap untuk menangani bongkar muat kontainer.

Baca Juga  Pidato Presiden Prabowo Spektakuler, Namun Rentan Inkonsistensi

Kapasitas pelabuhan mampu menampung hingga 50 juta TEUs (Twenty-foot Equivalent Unit), rencananya sampai 60 juta TEUs. Fasilitas pendukung seperti gudang, lahan pelabuhan yang luas untuk penyimpanan, pengemasan, konsolidasi, dan distribusi kargo. Ada terminal khusus untuk produk gas dan minyak. Terminal peti kemasnya dengan 156 sambungan reefer (pendingin) seluas 42.681 m2.

Plus fasilitas tambahan untuk terminal kapal pesiar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang pelayaran rekreasi. Terdapat pusat perbelanjaan di dalam kompleks pelabuhan dan terhubung langsung dengan stasiun MRT, memudahkan akses bagi pengguna jasa pelabuhan.

PSA juga menyediakan berbagai layanan seperti jasa penarikan kapal, tank cleaning, jasa pengangkut sampah, dan penyediaan air bersih. Konektivitas global, PSA adalah hub transshipment terbesar di dunia, menghubungkan lebih dari 600 pelabuhan di seluruh dunia melalui sekitar 200 jalur pelayaran menurut Maritime & Port Authority of Singapore.

Konektivitas 24/7, PSA beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, memastikan kelancaran operasional dan konektivitas global yang tak tertandingi. Pusat Perdagangan, pelabuhan ini menjadi pusat perdagangan maritim yang vital, dengan rata-rata 140.000 kapal singgah setiap tahunnya. Soal kebersihan dan keamanan, it goes without saying.

Itulah sekilas gambaran fasilitas yang tersedia di Pelabuhan Singapura. Apakah kita bisa menyaingi Singapura? Tambah lagi sekarang ada Malaysia dan Thailand yang juga berambisi jadi International Hub Port kelas dunia. Jawabannya tentu bisa.

Indonesia sudah punya modal terpenting, yaitu posisi geo-strategisnya. Menyusul kita mesti membangun ekonomi domestik yang akan memicu perdagangan internasional (ekspor-impor) di tahap selanjutnya. Pemerataan pembangunan yang landasannya ditunjang infrastruktur yang mendukung konektivitas.

Sekedar data pembanding, kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) adalah 7 juta TEUs dengan rencana ekspansi ke 11 juta TEUs setelah terminal Kalibaru selesai. Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) adalah 24,1 juta TEUs, Pelabuhan Belawan (Sumut) kapasitasnya 700 ribu TEUs dengan rencana ekspansi ke 1,4 juta TEUs.

Baca Juga  Perpres APBN 2025: Konsentrasi Kekuasaan, Kenaikan PPN, dan Privilege Orang Kaya

Pelabuhan Bitung (Sulut) kapasitasnya 1,5 juta TEUs dengan rencana ekspansi 600 ribu TEUs di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan 600 ribu TEUs di Pulau Lembeh. Pelabuhan Makassar dikenal dengan nama Pelabuhan Soekarno-Hatta kapasitasnya 2,5 juta TEUs, dan Pelabuhan Sorong (Papua Barat) kapasitasnya 50 ribu TEUs.

Sedangkan Pelabuhan Kijing (Kalimantan Barat) memiliki kapasitas yang lumayan cukup besar. Untuk terminal peti kemas, kapasitas awalnya adalah 500 ribu TEUs, dengan target akhir mencapai 1,95 juta TEUs per tahun. Selain itu, area curah kering memiliki kapasitas awal 7 juta ton dan target akhir 15 juta ton, sedangkan area curah cair memiliki kapasitas awal 5 juta ton dan target akhir akan ditingkatkan menjadi 12,18 juta ton.

Untuk aspek keamanan laut, kalau dulu ada dua armada (Armada Timur dan Armada Barat), kini ada tiga wilayah konsentrasi. Komando Armada Republik Indonesia (atau disingkat Koarmada RI) adalah kesatuan yang baru dari TNI AL dibentuk dan diresmikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa pada tanggal 21 Januari 2022.

Pembentukan satuan baru ini sesuai dengan Perpres No: 66 tahun 2019. Saat ini Komando Armada terdiri dari tiga armada, yaitu: Komando Armada I berada di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau Komando Armada II berada di Surabaya, Jawa Timur. Dan Komando Armada III berada di Sorong, Papua Barat Daya. Sedangkan Markas Koarmada RI berada di Jl Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Jakarta Raya.

Dengan begitu diharapkan, aspek keamanan laut Indonesia bisa lebih ditingkatkan. Menghindari pencurian harta kekayaan negara yang ada di wilayah maritim kita, sekaligus menjaga kedaulatan laut Indonesia. “Jalesveva Jayamahe”, justru di lautan kita berjaya. Karena kejayaan dan kemakmuran kita bersumber di laut.

 

 

Jakarta, Senin 30 Juni 2025

*Pemerhati ekonomi dan politik, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Perspektif (LKSP), Jakarta.

Share

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *