Jakarta – Pekan depan genap 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
Memasuki akhir masa percobaan tersebut, pengamat kebijakan publik sekaligus Direktur Political and Puiblic Policy Studies (P3S) Jerry Massie sarankan Prabowo objektif dan tegas menilai kinerja para menterinya.
Menurut Jerry, perlu ada menteri yang di-reshuffle, yakni para pembantu presiden yang kinerjanya tak sesuai harapan, apalagi yang hanya bikin gaduh.
“Saya sarankan menteri-menteri yang kinerjanya buruk harus di-reshuffle sehingga tidak mengganggu roda pemerintahan secara keseluruhan. Terutama menteri yang omdo alias no action talk only, dirumahkan saja,” tegas Jerry.
Di satu sisi, Jerry mengaku bingung melihat kinerja Manteri Keuangan Sri Mulyani yang miskin ide dan gagasan terkait pengembangan ekonomi Indonesia.
“Hingga saat ini, cara berpikirnya hanya mentok pada bagaimana caranya mempajaki rakyat. Lalu mengajukan utang ke IMF atau World Bank. Tak ada ide kreatif lainnya,” gugat Jerry.
Ia menyarankan, untuk menambah atau menambal devisa negara adalah dengan mempajaki perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor tambang.
“Belajarlah rumus dan pola dari mendiang Presiden ke-2 RI HM Soeharto. Dia menetapkan 80 persen pajak di sektor ESDM atau natural resources dan 20 persen PPN dari PBB, bea materai dan PPNBM,” tutrnya.
Selanjutnya peneliti kebijakan publik lulusan universitas di Amerika ini nenyebut dengan gendutnya struktur kabinet juga menjadi persoalan tersendiri. Makanya para menteri yang tidak ada hasil sebenarnya tak perlu dipertahankan.
Sejauh ini, dia melihat menteri yang rating dan kinerja baik jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Ada pula menteri yang konsepnya hanya mau tambah anggaran, bukan menambal anggaran negara yang minus.
“Ada pula yang hanya jadi penjila,” kecam dia.
Ekonomi buruk
Untuk tim ekonomi kabinet Prbabowo-Gibran, Jerry menyebutnya sebagai tak punya grand strategy dan grand design tentang bagaimana mencari solusi agar ekonomi tumbuh 8 persen, seperti harapan dan cita-cita Presiden Prabowo.
Ekonomi Indonesia, menurut Jerry, sejauh ini kalah dengan Vietnam dan Malaysia. Sebab Vietnam tumbuh 7,09 persen.
Bahkan, lanjut dia, Indonesia juga kalah dari Filipina yang menorehkan 6,3 persen pertumbuhan ekonomi di 2024.
“Sedangkan kita mentok di 5,1 persen saja. Kabar buruknya, sejumlah ekonom menperkirakan pertumbuhan ekonomi kita tahun ini akan mentok di kisaran 5 persen,” ucap Jerry.
Bukan itu saja, imbuhnya, nilai tukar rupiah pun terus terpuruk bahkan masuk kategori terburuk nomor 5 di dunia. Sejauh ini nilai tukar rupiah ke Dollar Amerika masih di kisaran Rp16.400 dan angka ini cukup tinggi.
red #100#100#100#