Gaya Gibran Menuju Pilpres 2029 Sangat Norak

Tas berisi paket bantuan sembako bertuliskan “Bantuan Wapres Gibran” disalurkan kepada warga korban luapan banjir Ciliwung. Foto: X @Hilmi28

Share

Jakarta – Pengamat politik yang juga Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menyatakan gaya pencitraan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebagai langkah yang sangat murahan.

Hal ini disampaikan untuk menanggapi viralnya foto tas berisi paket bantuan sembako yang diberi nama “Bantuan Wapres Gibran”. Foto-foto tas tersebut kini beredar di berbagai sosial media dan menjadi pergunjingan.

“Seharusnya tulis saja bantuan pemerintah. Itu kan bukan dana pribadi Gibran. Itu dari APBN kan,” kata Jerry, Senin (2/12).

Ia menilai gaya pencitraan tersebut justru sebagai langkah awal dari kelompok-kelompok yang sebenarnya menantang Presiden Prabowo Subianto di tahun 2029 nanti.

“Belum pernah tuh ada tas paket bantuan bertuliskan Ma’ruf Amin atau tas JK, selama mereka menjabat. Tulisan ajaib itu memang,” ungkapnya.

Baca Juga  EF Efekta Perkenalkan Pembelajaran Bahasa Inggris yang Efektif Tanpa Batas

Jerry menduga gaya pencitraan ini merupakan siasat politik Gibran agar dia disukai publik. Sehingga Gibran dapat melenggang mulus di Pilpres 2029.

“Harusnya selaku wapres tak usah dia yang langsung membagikan sembako. Itu norak. Berikan saja ke pihak kelurahan dan kecamatan, nanti mereka yang bagi dan tulisannya tak bisa Bantuan Wapres Gibran,” saran Jerry.

Dia melanjutkan, atau serahkan saja ke Kemensos. “Nanti mereka yang akan membagikan langsung. Wapres turun lapangan itu sangat murahan dan mencerminkan pola pikir pas-pasan,” ungkapnya lagi.

Tak hanya tas sembako tersebut, Jerry menyebut dibukanya layanan Lapor Mas Wapres, dukun politik, hingga gerakan relawannya, bisa dibaca sebagai persiapan Gibran menuju 2029.

Baca Juga  Jerry Massie: Pagar Laut Tangerang Tanggung Jawab Jokowi, Hadi Tjahjanto, dan Sandiaga Uno

“Jadi jangan heran kalau berikutnya akan ada berita atau postingan tentang Gibran yang masuk gorong-gorong, cek-cek harga dipasar, turun ke sawah-sawah, makan di pinggiran bersama rakyat kecil. Menggelikan,” pungkasnya.

 

red

Share

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *