Literasi.news – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan pemuda harus memiliki kualitas hidup yang baik agar dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Peran pemuda dianggap penting dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045, mengingat mereka adalah aktor perubahan yang akan menjadi pusat kemajuan bangsa.
“Untuk itu, investasi dalam pembangunan sumber daya manusia menjadi salah satu isu penting untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045. Pemuda silakan sehat dulu, sehat itu penting. Setelah sehat, cerdas. Setelah cerdas, baru bisa berproduksi,” ujarnya dalam diskusi Indonesia Future Network (IFN) sebagaimana dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa.
Saat ini, para pemuda di Indonesia disebut masih memiliki tantangan tersendiri dalam sektor pendidikan, kesehatan, hingga pekerjaan. Meskipun memiliki potensi besar dengan bonus demografi pemuda, lanjut Suharso, Indonesia di bayang-bayangi kondisi kesehatan yang cukup rentan.
Pada tahun 2023, tercatat satu dari empat pemuda adalah perokok, atau setara dengan 24,75 persen dari total pemuda di Indonesia. Adapun tahun 2022 tercatat dua dari 100 individu di usia 15-24 tahun pernah mengonsumsi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Selain itu, isu ketenagakerjaan dinilai menjadi salah satu masalah penting yang perlu diselesaikan guna meningkatkan peran pemuda dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
Partisipasi pemuda dalam ketenagakerjaan dinyatakan masih belum optimal menimbang satu dari empat pemuda tidak bekerja, tidak pergi ke sekolah, maupun tidak sedang mengikuti kursus pada tahun 2023. Hal ini setara dengan 25,8 persen dari seluruh pemuda di Indonesia.
“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia pun perlu ditingkatkan untuk mendukung peningkatan partisipasi pemuda di ketenagakerjaan, salah satunya melalui pendidikan yang merata, memberikan kualitas pendidikan yang sama di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya standardisasi pendidikan maupun kesehatan di Indonesia,” kata Kepala Bappenas.
Berdasarkan keadaan tersebut, IFN diharapkan menjadi wadah bagi calon pemimpin muda untuk berdiskusi bersama pemangku kepentingan untuk menjawab tantangan ke depan, salah satunya meningkatkan peran pemuda.
“Tantangan anak muda ini perlu diatasi dengan cara-cara anak muda, karena jika pendekatannya dari pemerintah sendiri tidak bisa memahami penuh kebutuhan anak muda,” ungkap Menteri PPN.