Jakarta – Danau Sikilmo atau Sikil Mogema atau Frekalbert adalah sebuah danau yang terletak di atas Pegunungan Jayawijaya, Papua. Danau ini merupakan yang terbesar kedua setelah Danau Habema. Danau ini memiliki panjang 2 ribu meter dan leber 300 meter.
Terletak di ketinggian lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut, oleh masyarakat Dani yang menjadi penduduk Jayawijaya, danau tersebut dianggap sebagai tempat keramat yang jadi sumber kesuburan dan kehidupan.
Sejarah
Nama asli danau ini adalah Sikilmo atau Sikil Mogema. Kawasan danau dimiliki oleh 2 suku besar sebagai hak ulayatnya. Konon danau ini tidak boleh dilihat oleh manusia. Hanya orang-orang tertentu atau yang memiliki hak ulayat di daerah ini yang dapat melihat danau ini.
Jika ada seseorang asing yang melihat danau ini, maka akan turun hujan yang sangat dashyat hingga dapat menyebabkan mati membeku kepada orang tersebut. Hingga saat ini danau tersebut masih begitu melekat dengan kekuatan mistiknya.
Asal usul nama Frekalbert
Selama berabad-abad danau ini masih tersembunyi dari dunia luar hingga tiga orang penjelajah yang menyebut dirinya Agamua Adventure, menemukan dan memperlihatkannya kepada mata dunia. itu tepatnya terjadi pada tanggal 31 Desember 2020.
Sejak saat itu mereka manamai danau penuh misteri itu sebagai singkatan dari nama-nama mereka, yaitu: Frengky Lokobal, Kalter Lokobal, dan Robert Asso menjadi Frekalbert.
Keunikan
Selain mengandung kekuatan alam, danau ini juga memiliki beberapa keunikan. Di antaranya:
Danau ini tidak memiliki mata air, juga tidak ada muaranya. dengan demikian, air yang tegenang di sana adalah bersumber dari kumpulan curah hujan di permukaan dan darii setiap sisi gunung yang mengelilinginya.
Danau dikelilingi oleh pegunungan berbatu yang sangat terjal. Kondisi tersebut mengakibatkan sangat sulit untuk mellihat langsung dana dari kejauhan. Demikian juga sangat berat untuk mengakses tempat ini.
Di sekitar danau terdapat sebuah gua yang penuh dengan tulang-belulang manusia. Tulang ini berasal dari manusia yang mati membeku di daerah sekitar danau. Ketika seseorang menelusuri danau, biasanya turun hujan lebat yang dapat membuat tubuh kedinginan hingga membeku. Kemudian tulang-belulang mereka diantar ke gua karena tidak terdapat tanah yang luas untuk menguburkan jenazah.
Memiliki padang rumput yang luasnya sekitar tiga kali lebih besar dari Kota Wamena dan membutuhkan empat hari perjalanan untuk sampai di tempat ini.
Sumber: berbagai referensi/Arjuna Wiwaha