Oleh: Saiful Huda Ems*
ORANGNYA sangat sederhana, namun kaya wawasan dan kebijaksanaan hidup. Romo Benny Susetyo dikenal masyarakat luas sebagai intelektual Indonesia yang cakap mengemukakan gagasan-gagasan tentang perubahan.
Romo Benny tidak hanya cerdas dalam mengemukakan pemikirannya –meskipun beliau sesungguhnya tokoh spiritual Katolik– namun juga cerdas dalam membumikan ilmu filsafat sebagai pengantar untuk menganalisis keadaan sosial masyarakat.
Dua bulan lalu kami bertemu juga ada sahabat-sahabat senior politik lainnya, di antaranya Hasto Kristiyanto.
Sangat senang berjumpa Benny dan bisa menggali pemikiran-pemikirannya yang kritis. Semenjak pertemuan itu kami berlanjut diskusi melalui medsos. Namun sedih sekali, pagi ini, Sabtu (5/10/2024) saya mendengar beliau meninggal dunia.
Ia sangat peduli terhadap situasi kebangsaan. Dan sebagai salah satu tokoh agamawan, beliau tidak pernah tinggal diam di gereja, melainkan terus berjuang menyuarakan ketimpangan-ketimpangan sosial politik yang terjadi di negeri kita.
Pemikiran dan pesannya banyak tersimpan dalam video-video di medsos. banyak orang-orang diberinya beasiswa pendidikan dan disekolahkan ke luar negeri agar mereka bisa mengelola sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat.
Sayangnya pemimpin kita sekarang orientasinya hanya bagaimana mendapatkan kekuasaan. Setelah selesai mendapatkan kekuasaan, bagaimana mewariskan ke anaknya dan kalau nanti sudah ke anaknya bagaimana kekuasaan itu diwariskan ke cucunya.
Maka yang terjadi kita kehilangan pemimpin yang berjiwa kenegarawanan. Maka harus ada koreksi total kalau mau memilih pemimpin ke depan. Harus berani melawan politik uang dan bansos.
Itulah pesan kebangsaan terakhir Romo Benny Susetyo sebelum menghembuskan nafas terakhir. Semoga almarhum Romo Benny damai di sisi Tuhan dan kita semua dapat meneladani kejernihan pemikirannya, serta dapat meneladani semangat perjuangannya untuk kemajuan bangsa dan negara.
Romo Benny bukan hanya tokoh agamawan, melainkan juga tokoh intelektual yang sangat toleran dan berani melintasi sekat-sekat keagamaan tanpa adanya pertentangan. Memperhatikan sepak terjangnya di pentas politik nasional, bagi saya beliau tak ubahnya seperti perpaduan antara Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur muda. Kritis, cerdas, dan sangat peduli pada nasib rakyat yang lemah.
Sebagai intelektual yang layak dinobatkan sebagai simbol tokoh gerakan moral dan civil society, Romo Benny juga selalu mengingatkan pentingnya perlawanan terhadap hegemoni penguasa yang semakin liar dan bringas menginjak-injak demokrasi dan tatanan hukum.
Romo Benny menjadi bagian kekuatan moral dan pergerakan masyarakat sipil yang teguh pada prinsip. Semangat perlawanannya terhadap rezim populis otoriter Jokowi mewarnai kehidupannya sehari-hari. Hampir seluruh percakapannya melaui Whatsapp penuh seruan moral dan semangat lerlawanan.
Dalam pandangan Romo Benny, kekuasaan itu dibentuk oleh rakyat dan menyatu dengan gagasan kolektif yang membentuknya. Ketika pemimpin melupakan mandatnya yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, terlebih melakukan manipulasi hukum dan kekuasaan, maka sejarah mengajarkan bahwa kekuasaan tersebut akan sirna oleh kekuatan kebenaran.
Dengan semangat yang diwariskan Romo Benny, seharusnya perlawanan terhadap hegemoni penguasa yang anti demokrasi tak boleh berhenti. Mungkin dengan cara itu kita akan bisa melihat Romo Benny tersenyum dari sorga.
Selamat jalan Romo Benny, pejuang gigih yang tak pernah mengenal kata menyerah.
*Lawyer dan analis politik