Jakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek berupaya merajut dan membangun kembali pengetahuan lampau dengan kenyataan hidup di era digital yang terputus, melalui Festival Indonesia Bertutur 2024.
Dalam rilis Kemendikbudristek yang diterima redaksi di Jakarta, Sabtu (3/8/2024), Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra, mengatakan acara Indonesia Bertutur 2024 merupakan upaya untuk menggali dan merajut mahakarya seni serta budaya Nusantara dengan penjelajahan artistik para seniman Indonesia maupun mancanegara.
“Kemendikbudristek mempersembahkan Indonesia Bertutur 2024 untuk mewujudkan aksi pemajuan kebudayaan. Mari hadiri Indonesia Bertutur 2024 dengan semangat Merdeka Berbudaya bersama-sama kita mengalami masa lalu dan menumbuhkan masa depan,” ujar Mahendra.
Ia mengatakan, Indonesia Bertutur akan menggali capaian artistik kebudayaan Nusantara yang menghubungkan dan merajut pengetahuan lampau dengan dinamika kehidupan era digital. Ini sekaligus menjadi platform kolaborasi lintas pemangku kepentingan bidang seni budaya.
Menurut Direktur Festival Indonesia Bertutur 2024 Taba Sanchabakhtiar, kekayaan budaya Indonesia mencerminkan kreativitas yang tak pernah habis. Beragam wujud kesenian muncul dan tercipta mulai dari yang tradisi maupun yang kontemporer.
“Capaian-capaian artistik anak bangsa sudah selayaknya mendapat sorotan utama di Indonesia. Ini memancarkan inspirasi dan memberikan sumbangsih bagi khazanah budaya lebih luas. Melalui Indonesia Bertutur, kami ingin menghadirkan dan merajut hal tersebut,” jelas Taba.
Oleh karena itu, berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut Indonesia Bertutur 2024 sehingga pihaknya dapat memberikan yang terbaik dalam gelaran tersebut.
Festival Indonesia Bertutur 2024 berlangsung 7-18 Agustus di Bali. Acara diisi 9 program utama berlokasi di Batubulan, Ubud, dan Nusa Dua. Di Batubulan, diselenggarakan program Maha Wasundari pada 7 Agustus sebagai pembuka festival dengan menampilkan pertunjukan tiga genre tari Bali yang telah menjadi Warisan Budaya Dunia.
Kemudian program Kathanaya pada 8-9 Agustus, menampilkan seni tutur dengan mencakup nilai-nilai kearifan lokal serta sejarah panjang bangsa Indonesia.
Sedangkan di Ubud akan ada 4 program, yakni Visaraloka, 7-18 Agustus dengan menampilkan program Eksibisi Expanded Media dan Seni Performans.
Selanjutnya di Nusa Dua, Festival Indonesia Bertutur menyelenggarakan 3 program, yaitu Anarta, Kiranamaya, dan Virama pada 14-18 Agustus.
Anarta merupakan sebuah panggung terbuka yang mementaskan karya-karya baru dari ranah musik, tari, dan teater dengan mengundang seniman-seniman besar dari dalam dan luar negeri.
Adapun Kiranamaya menghadirkan eksplorasi seni Video Mapping dan seni instalasi cahaya. Sementara itu, program Virama berupa panggung senja pertunjukan hiburan dan musik dari para musisi Indonesia dan mancanegara.
red