Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan I-2024 mengatakan perekonomian global masih terdivergensi dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
LSPI Triwulan I-2024 yang diterbitkan OJK memuat overview dan analisis kondisi perekonomian global dan domestik serta kaitannya dengan perkembangan kinerja, penyaluran kredit dan/atau pembiayaan, serta profil risiko yang dihadapi oleh perbankan.
“Pada periode laporan, kondisi perekonomian global masih terdivergensi dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Jakarta, Rabu (7/8/2024).
Sejalan dengan kondisi di beberapa negara yang masih cukup resilien, utamanya di Amerika Serikat dan negara emerging markets, International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook (WEO) April 2024 memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di 2024 tumbuh sebesar 3,2 persen (yoy) stabil dari pertumbuhan tahun 2023.
Angka tersebut, demikian dilaporkan Antara, sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada WEO Januari 2024 sebesar 3,1 persen (yoy).
Sedangkan untuk perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 tidak berubah dari perkiraan sebelumnya yaitu sebesar 3,2 persen (yoy).
Dian menuturkan pergerakan dan kondisi pasar keuangan global pada triwulan I-2024 masih dipengaruhi oleh stance kebijakan moneter bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuannya lebih lama (high for longer).
Ini sejalan dengan tingkat inflasi yang masih belum mencapai target meski mulai melandai.
Kendati demikian, perlu diperhatikan faktor risiko seperti perkembangan konflik geopolitik di Timur tengah dan Ukraina serta gangguan jalur perdagangan di laut merah.
Beberapa faktor tersebut berpotensi memicu peningkatan harga komoditas dan inflasi ke depan.
red