Kebijakan Revolusioner Presiden Trump Demi Visi: “Make America Great Again”

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Reuters

Share

Jakarta – Kepemimpinan Presiden ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan dengan kebijakan-kebijakan yang dinilai revolusioner dan kontroversial.

Pakar Kebijakan Publik dan Politik Amerika, Dr. Jerry Massie MA, D.Min, Ph.D, menilai langkah-langkah Trump dalam menjalankan pemerintahannya mencerminkan slogan kampanyenya, “America First” dan “Make America Great Again” (MAGA).

Menurut Jerry, kebijakan Trump menunjukkan komitmen terhadap janji kampanyenya, meskipun menuai kritik dari berbagai kalangan, terutama kelompok liberal dan progresif. Beberapa kebijakan yang menjadi sorotan adalah pemangkasan jumlah pegawai pemerintah, pengurangan 10 persen staf di berbagai kedutaan besar, serta kebijakan kontroversial mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.

Tak hanya itu, Trump juga menghapus kebijakan pro-LGBTQ di berbagai sektor, termasuk olahraga, militer, dan pendidikan.

Salah satu kebijakan yang paling mendapat kecaman internasional adalah rencana pengambilalihan Gaza. Kebijakan ini menuai kritik dari berbagai negara dan memicu ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Selain itu, Trump juga melakukan restrukturisasi besar-besaran di Internal Revenue Service (IRS), dengan rencana pemecatan ribuan pegawai.

Baca Juga  Kunjungan Kenegaraan Presiden Prabowo Berdampak Positif bagi Ekonomi Nasional

“IRS sedang bersiap untuk memberhentikan ribuan pekerja minggu depan, langkah yang dapat menguras sumber daya menjelang tenggat waktu pajak penghasilan warga Amerika pada 15 April,” ujar Jerry.

Menurutnya, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa sekitar 75.000 pekerja telah menerima pesangon dan memilih mengundurkan diri secara sukarela. Jumlah ini setara dengan sekitar 3 persen dari total tenaga kerja sipil AS yang berjumlah 2,3 juta orang.

Trump beralasan bahwa anggaran pemerintah federal terlalu besar dan banyak mengalami pemborosan serta penipuan.

“Pemerintah AS memiliki utang sekitar 36 triliun dolar dengan defisit 1,8 triliun dolar pada tahun lalu. Ada kesepakatan bipartisan mengenai perlunya reformasi untuk mengatasi masalah ini,” jelas Jerry.

Salah satu kebijakan yang dianggap berani oleh Trump adalah menarik AS keluar dari beberapa organisasi internasional seperti WHO dan USAID. AS selama ini dikenal sebagai negara donor terbesar dalam isu-isu kemanusiaan.

Pada tahun 2024, USAID tercatat mengalokasikan 153,52 juta dolar AS atau sekitar Rp2,5 triliun untuk program kesehatan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan, termasuk penanggulangan TBC dan AIDS.

Baca Juga  Pengamat: Menteri Prabowo Wajib Miliki Keahlian, Kredibilitas, dan Kualitas

Selain itu, Trump juga berencana mengambil kembali kendali atas Terusan Panama, yang pada era Presiden Jimmy Carter telah diserahkan kepada Panama melalui perjanjian tahun 1977. Langkah ini dinilai sebagai upaya AS untuk kembali memperkuat pengaruhnya di kawasan Amerika Latin.

Tidak hanya itu, Trump juga berencana mendeportasi jutaan imigran ilegal yang berada di AS. Hingga saat ini, sekitar 20.000 orang telah dideportasi, bahkan beberapa dikirim ke Panama menggunakan pesawat militer AS.

Trump juga menerapkan kebijakan tarif tinggi terhadap negara-negara mitra dagang utama AS. Meksiko dan Kanada dikenakan tarif 25 persen, sementara China menghadapi tarif antara 10 hingga 15 persen, dengan kemungkinan kenaikan lebih lanjut. Trump bahkan sempat mewacanakan pengambilalihan Greenland, meskipun idenya mendapat tentangan dari negara-negara di kawasan Balkan.

Jerry menekankan bahwa dalam waktu kurang dari 100 hari, Trump telah menerapkan berbagai kebijakan yang dianggap fenomenal. Atas pencapaiannya ini, ia dinobatkan sebagai pemimpin paling populer di dunia versi majalah Time.

Baca Juga  Pria Ditangkap Densus 88 di Cikampek Tertutup Soal Identitas

Keberhasilan awal pemerintahannya juga tidak lepas dari peran para menteri dalam kabinetnya, seperti Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem, Menteri Efisiensi Anggaran Elon Musk, Menteri Keuangan Scott Bessent, dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth.

Menurut Jerry, kebijakan pemangkasan anggaran yang dilakukan Trump memiliki kemiripan dengan langkah Presiden Prabowo Subianto di Indonesia. Prabowo menargetkan efisiensi anggaran hingga Rp325 triliun, yang diproyeksikan meningkat menjadi Rp750 triliun dalam tiga tahun ke depan. Kebijakan serupa juga dilakukan oleh Vietnam dan Argentina di bawah kepemimpinan Javier Milei.

Salah satu pencapaian terbesar Trump dalam kebijakan luar negerinya adalah upaya menghentikan konflik antara Rusia dan Ukraina.

“Gencatan senjata diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan,” ungkap Dr. Jerry.

Hal ini menunjukkan bagaimana Trump terus memainkan peran sentral dalam dinamika geopolitik global dengan strategi yang kerap mengejutkan banyak pihak.

Share

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *