Jakarta – Partai Golkar dan Gerindra dikabarkan sudah mencapai kesepakatan mengenai calon kepala daerah yang akan mereka usung bersama di Pilkada Gubernur Jawa Barat, yakni Dedi Mulyadi.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengabarkan bahwa kesepakatan itu sudah diambil oleh pengurus DPD Golkar Jabar dan pengurus DPD Gerindra Jabar.
Informasi mengenai kepastian Dedi maju di Pilkada Jabar diterima redaksi dari BDS Alliance, Sabtu malam (3/8/2024).
Dijelaskan bahwa pengurus DPD Golkar Jabar “meminang” langsung Dedi yang kini menjabat Wakil Ketua DPP Gerindra. Dedi juga pernah menjabat Bupati Purwakarta selama 2 periode, tahun 2008 hingga 2018.
Dengan demikian, Ridwan Kamil (RK) yang semula mendapat tugas dari Golkar untuk maju sebagai calon gubernur Jakarta atau Jabar, otomatis melaju ke Pilgub Jakarta pada November mendatang.
Semula Golkar lebih condong RK maju di Jabar karena elektabilitasnya tinggi. Apalagi ia pernah menjabat gubernur daerah tersebut selama 5 tahun.
Sekjen Golkar Lodewijk F Paulus turut mengkonfirmasi bahwa RK akan diusung di Jakarta.
Setelah adanya kesepakatan tersebut, Airlangga mengatakan Koalisi Indonesia Maju (KIM) tetap solid menghadapi pilkada serentak tahun 2024.
Prabowo Mania 08
Sebelumnya diberitakan bahwa Dedi Mulayani mendapat dukungan dari Prabowo Mania 08 menjadi calon Gubernur Jabar 2024-2029. Alasannya sebab Dedi dinilai menyelami harapan masyarakat Jabar secara dekat dan mampu merealisasikan gagasan.
“Kita sudah tiga kali menang, yaitu dua kali Jokowi Presiden dan sekali Prabowo Presiden. Sekarang saatnya kita mendukung Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jabar,” kata Ketua Umum Prabowo Mania 08, Immanuel Ebenezer di kediaman Dedi Mulyadi, di Subang, Kamis (18/7/2024).
Bersama ratusan kader Prabowo Mania dari seluruh kabupaten kota di Jabar, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Prabowo mengunjungi Dedi Mulyadi. “Kami hadir lengkap dari DPP dan semua daerah di Jabar,” tambah Agustin Lumban Gaol, Ketua Organisasi Kaderisasi Kepengurusan (OKK) Prabowo Mania.
Immanuel mengatakan, Kang Dedi Mulyadi harus menang. Modal utama adalah kantong-kantong suara Prabowo Subianto dan Jokowi dalam tiga kali pemilihan presiden yang terakhir. Lumbung suara kedua tokoh itu, menurutnya sudah merupakan modal besar.
“Saya mengenal Kang Dedi sebagai politisi yang senantiasa memertahankan identitas kultural. Meskipun sudah menjadi politisi nasional (anggota DPR 2029-2023), namun Dedi selalu haus membangun habitat sebagai orang Sunda.
Haji Dedi Mulyadi lahir di Subang, 12 April 1971. Sejak kuliah di Sekolah Tinggi Hukum Punawarman (Purwakarta), ia aktif di berbagai organisasi intra dan ekstra kampus. Antara lain pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Purwakarta.
Setelah menjadi Ketua Komisi E DPRD Purwakarta (1999-2004), ia dipercaya menjadi Wakil Bupati Purwakarta periode 2003-2008. Selanjutnya ia menjabat Bupati selama dua periode, 2008-2018. Saat ini Kang Dedy menjadi anggota DPR dari Daerah Pemilihan VII Jawa Barat.
Untuk periode 2024-2029, ia kembali terpilih sebagai anggota DPR dari dapil yang sama mengendarai Partai Gerindra. Aktif sebagai Youtuber, Kang Dedi Mulyadi Channel banyak menyoroti masalah-masalah sosial, terutama yang sedang hangat di masyarakat.
Terkait kunjungan tim Noel dan Agustin, Dedi Mulyadi menyatakan apresiasi atas dukungan Prabowo Mania. “Yang dibutuhkan Jabar memang bukan hanya jabatan, tetapi lebih sebagai keinginan agar eksistensi sebagai kelompok masyarakat yang tak punya ego sektoral bisa terpenuhi.
“Di DPR saya tak bisa membantu Jabar secara maksimal, yang sesuai dengan visi saya. Saya ini politisi kampung, ndeso. Saya selalu ingin membangun kampung. Sejak jadi bupati hingga DPR, saya selalu tinggal di kampung,” ungkapnya.
Dalam keseharian tugas-tugas rutin sebagai anggota DPR di Jakarta, Dedi mengaku selalu berusaha pulang ke kampungnya di Subang. Ia selalu menghindari menginap di Jakarta. “Kampung adalah habitat saya, maka saya tak bisa lepas dari kampung,” katanya.
Sejak menjadi Bupati Purwakarta, Dedi selalu dekat dengan kampung. Menurutnya, jika kantor-kantor pemerintahan cenderung berpusat di kota, maka Dedi berusaha berada dalam identitas kultural sebagaimana seumumnya di kampung. Gaya ini ingin terus dia kembangkan.
(*)