Gerindra Bantah KIM Plus Strategi Jegal Anies ke Pilgub Jakarta

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Foto: Parlementaria

Share

Jakarta – Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membantah kabar bahwa Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) dibentuk untuk menjegal Anies Baswedan maju di Pilkada Gubernur Jakarta, November mendatang.

“Fokus untama KIM Plus dibentuk adalah untuk kemajuan Indonesia ke depan,” ujar Dasco, Senin (5/8/2024), mengutip BDS Alliance.

Sebagaimana diketahui, sejauh ini Anies sudah mendapat komitmen dukungan dari PKS dan Nasdem. Sebaliknya PKB menyatakan kurang sreg mendukung Anies jika dia berpasangan dengan kader PKS, Sohibul Iman.

Beberapa hari lalu, petinggi PKB mengemukakan bahwa pihaknya sedang menjajaki bergabung dengan KIM yang mengusung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.

Sedangkan petinggi Nasdem juga berujar dukungan kepada Anies bisa berubah. Di sisi lain PKS pun berminat bergabung dengan KIM. Untuk itu Dasco tidak membantah bahwa KIM Plus akan berisi KIM ditambah PKS dan Nasdem.

Baca Juga  Sorotan Berita Penting Kamis, 3 Oktober 2024  

Ridwan Kamil

Sebelumnya diberitakan media ini tentang jago KIM di Pilgub Jakarta, November 2024 sudah disepakati adalah kader Golkar Ridwan Kamil (RK). Sedangkan calon wakilnya, kata Dasco, akan ditentukan beberapa hari ke depan.

Semula Golkar menargetkan RK maju di Pilgub Jawa Barat, yang berdasarkan hasil survei dia menempati posisi teratas. Namun pekan lalu Golkar dan Gerindra bersepakat justru Dedi Mulyadi yang merupakan kader Gerindra sebagai calon untuk Jabar dan RK di Jakarta. Untuk calon wakil Dedi juga akan diisi kader Golkar.

Jika pada akhirnya KIM Plus terbentuk, otomatis Anies Baswedan bakal kehilangan partai pengusungnya. Hal ini sebab partai besar di luar KIM Plus untuk wilayah Jakarta hanya tersisa PDI Perjuangan.

Baca Juga  OYO Raih Pendanaan 50 Juta Dolar AS dari InCred Wealth and Investment

Meski Ketua DPP PDIP Puan Maharani pernah menyebut bahwa Anies juga menjadi alternatif untuk diusung, tetapi menurut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang juga pengurus DPP PDIP, secara ideologis partainya tidak cocok dengan Anies.

Apalagi PDIP tidak bisa mencalonkan sendirian karena kursinya di DPRD Jakarta kurang dari 20 persen. Jika Anies gagal maju sedangkan PDIP tidak bisa mencalonkan, kemungkinan besar RK dan pasangannya akan berhadapan dengan kotak kosong.

Kemungkinan lainnya pasangan RK akan beradu dengan lawan dari jalur independen yang hingga hari ini baru ada satu pasangan yang mendaftar.

red

Share

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *