Empat Faktor Penting Bikin Mega Mustahil Gabung Koalisi Prabowo

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos

Share

Jakarta – Wacana koalisi antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan diprediksi tidak akan berjalan mulus.

Pakar Politik Jerry Massie memaparkan empat faktor penting yang menjadi pertimbangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri sulit bergabung dengan Koalisi Prabowo.

Pertama, kata Jerry faktor Soesilo Bambang Yudhoyono. Menurut Jerry, perseteruan SBY dan Mega terbilang cukup lama, yakni sejak SBY naik tahta sebagai presiden selama 10 tahun. Keduanya mulai jarang bersua dan berkomuninkasi alias renggang, padahal SBY cukup dekat dengan Mega kala putri Presiden Pertama RI Soekarno ini menjadi presiden menggatikan Gus Dur.

“Berkali-kali SBY mengundang Mega hadir upacara, di Istana tapi tak pernah digubris. Jadi memang saya nilai Mega masih belum move on pada SBY. Nah, dengan kedekatan SBY dan Prabowo saat ini maka bisa membuyarkan asa Megawati beralih haluan mendukung Prabowo-Gibran,” kata Jerry dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu (19/10)

Baca Juga  'Brief Update' Senin, 14 Oktober 2024

“Kalau Puan atau Ganjar yang jadi wapres Prabowo, bisa saja peluang Mega berafiliasi cukup terbuka. Sejatinya, agak berat untuk Mega merapat bersatu dengan pemerintahan Prabowo. Kalau dengan Prabowo saya kira Mega tak ada masalah berbeda dengan SBY,” ujarnya.

Jerry Massie

Faktor kedua, lanjut Jerry, karena Titiek Soeharto.

“Megawati saya kira masih terbayang masa lalu yang kelam saat Presiden Soeharto menduduki tampuk kekuasaan menggantkan posisi Soekarno. Jadi ini tetap akan menjadi mimpi buruk serta merupakan memori kelam yang sulit dilupakan. Lihat saja, bagaimana saat aset-aset Soeharto yang dipegang anak-anaknya dirampas oleh negara di era kekuasaan PDIP,” ungkap Jerry.

Menurut Jerry, tetap saja peristiwa masa lalu masih membekas pada Megawati. Yang tumbangkan pemerintahan Orba selain aktivis 98 danmahasiswa, peran PDIP Perjuangan lewat Megawati juga sangat kuat.

Baca Juga  Juarai Piala AFF U-19 2024, Timnas Indonesia Punya Masa Depan Cerah

“Nah, ada indikasi Titiek akan mendampingi Prabowo sebagai ibu negara. Maka saya prediksi akan membuat PDIP tak nyaman jika berkoalisi dengan Prabowo,” ungkapnya.

Selain itu, tambah Jerry, faktor Jokowi juga mempengaruhi keengganan Megawati untuk bergabung dengan koalisi Prabowo. Sebut dia, faktor Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan anak Jokowi, menjadi pemicu renggangnya hubungan Mega-Jokowi.

“Dengan Gibran menjadi cawapres Prabowo, saya percaya ada kerenggangan keduanya. Bukti konkritnya, sudah dua kali hari raya Idul Fitri, Jokowi tak berkenjung ke kediaman Megawati Soekarnoputri. Padahal ini tak pernah terjadi sebelumnya. Bahkan saat HUT PDIP justru Jokowi berkunjung ke luar negeri,” tuturnya.

“Lain pula ceritanya jika Jokowi mendukung Ganjar sebagai capres PDIP, maka hubungan antara Jokowi dan Mega pasti akan tetap langgeng,” ucap Jerry

Baca Juga  Peringatan untuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto

Faktor keempat menurut Jerry adalah kelompok arus bawah PDIP

“Mereka menyebut menolak PDIP bergabung dengan Prabowo-Gibran. Barangkali mereka masih marah dengan keputusan Jokowi tak mendukung jagoan mereka,” pungkasnya.

 

red

Share

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *