Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto diingatkan agar hanya mengangkat kalangan ahli yang benar-benar bermutu sebagai menteri di kabinetnya.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie bahkan menyarankan Prabowo tak sungkan mengadopsi pola Presiden Soeharto.
Saat itu, tutr dia, Soeharto mengangkat menteri hanya mengedepankan aspek keahlian, pengalaman, kapasitas, kecerdasan, kredibilitas, dan kualitas.
“Serta rumus right man and right place,” tegas Jerry, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa (1/10).
Jerry pun mencontohkan para menteri ahli ekonomi yang diangkat Soeharto. Misalnya, JB Sumarlin dan Ali Whardana (Menteri Keuangan). Lalu Widjojo Nitisastro (Kepala Bapennas), Soemitro Djojohadikusumo (Menteri Perdagangan), Radius Prawiro, dan Ma’rie Muhammad (Menteri Keuangan).
Kemudian Ali Alatas, Mochtar Kusumaatmaja (Menlu) Fuad Hasan (Mendukbud) Jop Ave (Menpar) Subroto (Menteri ESDM) sampai Emil Salim (Menteri Lingkungan Hidup).
Dia pun menyayangkan di era Joko Widodo banyak menteri yang tak kompeten dan tak menguasai bidangnya. Contoh menteri Kesehatan Budi Gunadi yang tak tak memahami dunia kesehatan. Demikian juga Nadiem Makarim yang buta soal pendidikan, namun diangkat menjadi Mendikbudristek.
“Prabowo harus mengangkat Menteri Keuangan yang benar-benar menguasai ilmu fiskal, moneter, serta mikro dan akunting,” ungkap Jerry.
Sementara, untuk Menteri Pendidikan sebaiknya Prabowo mengangkat seorang penemu, ahli pendidikan, dekan, rektor atau praktisi pendidikan dan lulusan bergelar profesor.
“Dia harus paham dunia akademik dan kurikulum serta seluk-beluk dunia pendidikan. Kalau bisa IPK-nya di atas 3,5,” ujar peneliti politik jebolan Amerika Serikat itu.
Ia mengatakan, Prabowo sebaiknya mengeleminir calon menteri yang tipe penjilat dan hanya asas manfaat, juga yang buta di bidang yang akan dipimpinnya.
“Saya kira Prabowo orang yang cerdas, dia pernah mengecap pendidikan di 6 negara, bukan itu saja namun beliau terlahir dari keluarga berpendidikan,” katanya.
“Ayahnya seorang guru besar di bidang ekonomi. Dengan kata lain, latar belakangnya terdidik. Seyogianya parpol koalisi Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus harus mengirim nama-nama menteri yang sudah diseleksi berdasarkan kompetensi,” imbuhnya.
Jerry menambahkan, penting bagi Prabowo memilih menteri sesuai keahliannya dan menggunakan rasionalitas, bukan sesuai kata hati atau perasaan.
Untuk diketahui, menjelang pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto tengah menyiapkan susunan menteri di kabinetnya. Sejumlah nama telah dipanggil ke rumah Prabowo di Hambalang, Bogor.