Jakarta – Immanuel Ebenezer menyampaikan apresiasi kepada Polri atas gerak cepat memproses para perusuh yang membubarkan diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Sabtu 28 September 2024.
Dia tegaskan, semua pihak harus menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto adalah sosok yang menghargai hak warga negara untuk berkumpul dan menyatakan pendapat, sesuai Pasal 28 UUD 1945.
“Prabowo Subianto juga mempunyai tradisi mengenal literasi sejak kecil. Dia menghargai perbedaan pendapat dan sangat sadar bahwa pemikiran-pemikiran kritis bisa lahir dari brain storming,” ujar Immanuel, Ketua Prabowo Mania di Jakarta Senin 30 September 2024.
Ia mengingatkan Polri menghargai kegiatan diskusi di kalangan masyarakat dan jangan ragu-ragu melindungi acara yang bertujuan positif membangun bangsa dan negara.
Seperti diketahui, diskusi yang diselenggarakan FTA dengan menghadirkan sejumlah tokoh bangsa dan pengamat politik, dibubarkan sekelompok orang. Mereka berusaha mengusir para peserta dari dalam ruangan dan merusak peralatan diskusi.
Untungnya Polri bertindak cepat dengan mengungkapkan bahwa ada 10 orang menjadi pelaku perusakan di acara diskusi tersebut. Dua diantaranya sudah dijadikan tersangka dan ditahan.
Berita terkait:
Immanuel: Perusuh Diskusi FTA Harus Diseret ke Pengadilan
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal menyebut 10 orang tersebut sudah identifikasi dan ketahui nama-nama pelakunya.
Disebutkan pula bahwa 10 pelaku yang awalnya tak dikenal sudah diketahui identitasnya dan segera ditangkap.
Untuk diketahui, acara diskusi diaspora dihadiri oleh sejumlah tokoh dan aktivis nasional membahas tentang isu kebangsaan dan kenegaraan.
Beberapa tokoh yang diundang sebagai narasumber, di antaranya pakar hukum tata negara Refly Harun, Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, dan Soenarko.
Acara diskusi yang berlangsung pada Sabtu pagi berujung ricuh setelah sekelompok orang melakukan pembubaran paksa dengan merusak panggung, menyobek backdrop, dan mengancam peserta yang hadir.
Disebutkan Immanuel, pihaknya tidak hanya berharap Polri menetapkan para pelaku menjadi tersangka, namun Polri juga harus mengungkap siapa master mind yang menggerakkan mereka.
“Tak mungkin tak ada master mind. Maka Polri juga harus mengungkap dengan terbuka,” ujarnya.
Jika Polri tidak membuka siapa yang membiayai dan siapa yang mempunyai ide awal, imbuh Immanuel, namun hanya menetapkan pelaku di lapangan menjadi tersangka, maka masyarakat tetap curiga.
“Oleh karena itu, harus diungkap siapa dalangnya,” pungkas dia.