Mengapa Gedung dari Zaman Belanda Masih Kokoh dan Awet?

Gedung peninggalan zaman Belanda. (jagobangunan.com)

Share

Jakarta – Ada banyak gedung peninggalan zaman kolonial Belanda di Indonesia yang usianya sudah berabad-abad, namun bangunan-bangunan tersebut tetap kokoh. Bahkan hingga kini banyak bangunan peninggalan Belanda yang masih difungsikan seperti fungsi aslinya.

Berikut adalah beberapa faktor penting yang membuat bangunan-bangunan tersebut sangat kokoh:

  1. Desain sesuai kondisi wilayah

Bangunan peninggalan zaman Belanda tidak asal dibangun. Sebelum membuat sketsa desain, arsitek Belanda tempo dulu sangat memperhatikan kondisi wilayah di lokasi bangunan yang akan didirikan. Pasalnya, setiap wilayah memiliki kondisi Berbeda-beda, dari kondisi tanah hingga kondisi lingkungan Misalnya, situasi jalanan setempat ramai atau tidak.

  1. Ketelitian dalam membangun

Bangunan yang kokoh tidak lepas dari ketelitian para pekerja yang membangunnya. Setiap bagian bangunan dibuat sesuai rancangan yang sudah dihitung secara detail. Pondasi bangunan dipastikan presisi, artinya tidak ada yang melenceng sehingga bangunan bisa kuat terpancang dalam jangka waktu lama.

  1. Menggunakan semen racikan khusus
Baca Juga  Sikilmo atau Sikil Mogema Alias Frekalbert, Danau Keramat Pegunungan Jayawijaya

Bangunan Belanda dibuat dengan semen racikan khusus. Berbeda dengan bahan yang biasa digunakan di zaman sekarang, semen ini terbuat dari racikan semen merah dan batu gamping. Tidak hanya itu, batu-bata merah juga dihancurkan menjadi serbuk yang dicampur adonan semen.

Campuran inilah yang digunakan sebagai perekat bahan bangunan sehingga gedung tersebut menjadi kokoh.

Semen racikan tersebut digunakan dalam berbagai jenis bangunan, seperti stasiun kereta, rumah sakit, gedung perkantoran, dan fasilitas militer.

Tidak mengherankan bila banyak gedung peninggalan Belanda tetap kokoh hingga kini. Ada yang telah menjadi bangunan cagar budaya dan ada pula yang masih difungsikan seperti fungsi aslinya.

Beberapa bangunan peninggalan Belanda tersebut di antaranya adalah Stasiun Surabaya Kota, Gedung Grahadi, dan Kantor Gubernur JawaTimur.

Baca Juga  Makan Sehat Bisa Murah dan Mudah

  1. Menggunakan bahan batu berkualitas

Arsitek Belanda sangat memperhatikan kualitas batu yang digunakan. Mereka tidak segan membersihkan batu yang terlihat kotoran dengan cara membasuhnya. Sebab serpihan kotoran di bagian permukaan akan membuat batu tidak bisa merekat kuat dan kurang presisi.

Dengan memastikan batu dalam kondisi baik, kekuatan bangunan juga akan lebih terjamin.

  1. Menerapkan kedisiplinan dan kejujuran sebagai etos kerja

Keawetan bangunan tidak lepas dari kedisiplinan dan kejujuran para pekerja yang membangunnya. Percuma bila rancangan bangunan dibuat dengan kalkulasi rinci dan teliti jika dalam proses pembangunan ada takaran yang dikurangi.

Contohnya takaran adonan semen yang tidak sesuai dengan penghitungan awal.

Pihak Belanda memastikan semua pekerja yang terlibat dalam pembangunan gedung, memiliki kedisiplinan dan kejujuran sebagai etos kerja. Mereka juga tidak main-main dengan anggaran dana.

Baca Juga  Tiga Maskapai Layani Penerbangan Langsung Madinah-Jeddah dari Kualanamu

Dengan etos kerja yang baik, anggaran dana cukup, dan rancangan yang rinci dan teliti, bangunan kokoh pun dapat terwujud.

Itulah rahasia di balik awetnya bangunan peninggalan zaman penjajahan Belanda yang masih terawat hingga sekarang.

 

(jagobangunan.com)

Share

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *