Hidup berkelimpahan dalam makna luas berari hidup penuh dengan kebahagiaan, kesejahteraan, kedamaian, dan dalam kehormatan serta keharmonisan. Dalam makna yang lebih sempit, mencapai hidup berkelimpahan bisa dimaknai dengan kaya.
Untuk mencapai hidup berkelimpahan baik dalam makna luas maupun sempit tidak mudah. Tidak semua orang bisa, namun sebaliknya tidak ada yang mustahil di dunia ini. Ketika Anda dan siapa pun yang ingin mencapai hidup berkelimpahan mau mengusahakannya dan tahu rahasia serta formulanya. Lebih dari itu Anda juga harus mampu menciptakan keajaiban-keajaiban dalam hidup Anda sendiri dengan melakukan hal-hal luar biasa yang tidak dilakukan oleh orang biasa-biasa saja.
Rahasia alam semesta berkaitan dengan keberlimpahan hidup dan juga menjadi kunci bagi siapa pun yang ingin mencapai keberlimpahan adalah “Hukum Alam Semesta”. Hukum adalah aturan yang harus diikuti, dan siapa yang mengikuti aturan akan mendapatkan kemudahan setidaknya tidak mendapat masalah dan mendapat kelancaran.
Sedangkan siapa yang melawan hukum akibatnya akan mendapat hukuman atau sanksi. Kemudahan atau kelancaran dalam kehidupan adalah mendapatkan apa yang kita impikan, mudah meraih harapan sedangkan hukuman dalam kehidupan adalah kesusahan, masalah, penderitaan, kekecewaan, sakit dan berbagai hal buruk yang tidak menyenangkan.
Lantas apa saja rahasia alam semesta yang bisa mengantarkan seseorang mencapai hidup berkelimpahan serta mencapai kemakmuran?
Ada 12 hukum alam semesta yang harus diikuti untuk mencapai keberlimpahan hidup dan kesemuanya itu adalah kunci. Jika Anda ingin mencapai keberlimpahan dan juga kemakmuran dalam hidup, pahami dan praktikkan hukum alam semesta.
- Hukum daya tarik dan daya tolak yang dinamis (The Law of Bioelektromagnetik)
Hukum alam semesta menunjukkan bagaimana kita menciptakan barang-barang, hal-hal, peristiwa-peristiwa, serta orang-orang yang datang ke dalam kehidupan kita. Pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, ucapan-ucapan, serta tindakan-tindakan kita menghasilkan energi-energi yang sebaliknya menarik energi-energi lain yang sama (sifatnya) kepada diri kita. Energi-energi negatif akan menarik energi-energi negatif dan energi-energi positif akan menarik energi-energi positif.
Jadi prinsip hukum Bioelektromagnetik adalah: “Bahwa arah pikiran Anda, isi hati Anda, dan tindakan Anda akan memengaruhi ke mana energi itu akan mengalir”. Jika kita berpikir baik maka akan menarik dan terhubung dengan kebaikan-kebaikan serta menjauhkan dari keburukan, demikian juga sebaliknya jika kita berpikir negatif.
- Hukum Kesatuan (The Law of Divine Oneness)
Hukum ini membantu kita untuk memahami bahwa kita ini hidup di dalam dunia di mana kita semua saling berhubungan atau menyatu. Segala sesuatu yang kita lakukan, ucapkan, pikirkan, dan yakini berpengaruh kepada semua manusia serta alam semesta yang mengelilingi kita.
Untuk memahami hukum ini hanya dengan logika saja tidak cukup dan tidak mampu memberikan kita pemahaman yang jelas. Karena dalam hukum ini mengandung muatan spiritual yang mengarahkan kita pada esensi kesatuan.
Penerapan hukum ini dalam dunia kerja misalnya di kantor, walaupun Anda tidak diperhitungkan sesungguhnya Anda memiliki arti besar bagi perusahaan. Seorang sales misalnya yang biasanya hanya dicibir dan dipandang sebelah mata, tapi justru ialah yang menjadi ujung tombak perusahaan.
- Hukum Getaran (The Law of Vibration)
Hukum ini mengatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta bergerak, bergetar, dan berjalan dalam bentuk pola-pola lingkaran. Prinsip-prinsip yang sama tentang getaran yang ada di dunia fisik berlaku juga kepada pikiran, perasaan, keinginan serta kemauan (yang keras) di dunia eteris. Setiap suara, sesuatu, dan bahkan pikiran memiliki frekuensi getaran tersendiri, yang sifatnya unik untuk dirinya sendiri.
- Hukum Tindakan atau Usaha (The Law of Action)
Hukum tindakan atau usaha mesti diterapkan bila kita ingin mewujudkan apa saja di dunia ini. Oleh karena itu kita harus aktif berusaha dalam segala sesuatu yang berkaitan atau mendukung pikiran-pikiran, impian-impian, emosi-emosi, dan perkataan-perkataan kita.
- Hukum Pasangan (The Law of Correspondence)
Hukum alam semesta mengatakan bahwa prinsip-prinsip atau hukum-hukum fisika yang menjelaskan tentang dunia fisik kita –energi, cahaya, getaran, dan gerak– memiliki pasangan prinsip-prinsipnya dialam eterik atau semesta (apa yang terdapat di atas langit/semesta memiliki pasangannya di bumi).
- Hukum Sebab dan Akibat (The Law of Cause and Effect)
Hukum alam semesta menyatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi secara kebetulan atau di luar hukum alam semesta. Setiap tindakan dan aksi memiliki reaksi atau akibat sehingga apa yang kita tanam akan kita tuai.
- Hukum Kompensasi (The Law of Compensation)
Hukum alam semesta ini adalah hukum sebab dan akibat yang diterapkan kepada keberkahan dan kelimpahan yang kita terima. Dampak dari perbuatan kita yang nampak, kita terima dalam bentuk pemberian-pemberian, uang, warisan, persahabatan, dan berkat.
- Hukum Transmutasi Energi yang Kekal (The Law of Perpetual Transmutation of Energy)
Hukum alam semesta menyatakan bahwa semua manusia memiliki kemampuan untuk mengubah kondisi (nasib) yang terjadi dalam kehidupannya. Getaran dari energi yang tinggi (niat mengubah nasib lebih baik) akan menghabiskan dan mengubah getaran dari energi yang lebih rendah (ketidakberdayaan) serta mengubahnya menjadi getaran yang lebih tinggi. Dengan demikian kita masing-masing dapat mengubah energi dalam kehdupan kita dengan memahami hukum-hukum alam semesta serta menerapkannya agar terjadi suatu perubahan.
- Hukum Relativitas (The Law of Relativity)
Hukum alam semesta ini menyatakan bahwa setiap orang akan menerima serangkaian cobaan untuk menguatkan iman mereka. Kita harus melihat setiap cobaan sebagai tantangan dengan iman dan tidak putus asa menghadapinya. Hukum ini juga mengajarkan kita untuk membandingkan cobaan yang kita hadapi dengan cobaan orang lain serta meletakkan semuanya dalam suatu prospefktif yang benar. Sebagaimana pun buruknya permasalahan yang kita hadapi, selalu ada orang lain yang permaslahannya lebih parah dari kita. Segala sesuatu itu sifatnya relatif.
- Hukum Polaritas (The Law of Polarity)
Hukum alam semesta ini menyatakan bahwa segala sesuatu itu berada dalam sekumpulan proses yang berkesinambungan dan memiliki “lawan” yang sifatnya terbalik (oposan). Kita mampu menekan dan mengubah pikiran-pikiran kita yang tidak kita inginkan dengan memusatkan perhatian kita kepada kutub yang polaritasnya berlawanan dengan pikiran-pikiran tersebut. Ini juga dikenal dengan istilah Hukum Getaran-Getaran Mental.
- Hukum Irama (The Law of Rhythm)
Hukum alam semesta ini menyatakan bahwa segala sesuatu bergetar dan bergerak mengikuti irama-irama tertentu. Irama-irama ini menjelma dalam bentuk musim-musim, siklus, tahap-tahap perkembangan serta pola-pola. Setiap siklus mencerminkan keteraturan dari alam semesta ciptaan Tuhan. Hanya mereka yang memilki kapasitas sebagai master yang mampu bangkit di atas bagian-bagian negatif dari suatu siklus dengan tidak pernah membiarkan dirinya terlalu gembira atau membiarkan pikiran-pikiran negatif memasuki kesadarannya.
- Hukum Gender atau Dualitas (The Law of Gender)
Hukum alam semesta ini menyatakan bahwa segala sesuatu memiliki sifat jantan (Yang) dan sifat betina (Yin) yang merupakan dasar dari semua penciptaan. Para pemula spiritual harus menyeimbangkan energi-energi jantan dan betina yang mereka miliki untuk mampu menjadi seorang master dan turut menjadi mitra pencipta sejati (dalam skala yang kecil/terbatas ) dengan Yang Maha Pencipta.
Sumber: uprintisindonesia.id